Selasa, 27 Januari 2015


IMPROVISASI HUKUMAN
(Konteks Parenting)

- Puspa seorang anak perempuan kelas 5 SD dijanjikan orangtuanya berlibur ke Bali saat liburan kenaikan kelas. Puspa senang, membayangkan dan merencanakan apa saja yang akan dilakukannya di Bali bersama ayah ibu dan adik laki-lakinya. Ternyata saat pembagian raport nilai Matematika-nya 5. Meskipun nilai mata pelajaran lain 8, ayah kecewa dan membatalkan perjalanan ke Bali. Ayah berkata bahwa karena Puspa memperoleh nilai buruk, maka ia harus memperoleh hukuman.


- Nanda seorang bocah 4 tahun yang lasak dan lincah. Satu saat mamanya membawanya ke sebuah toko barang pecah belah. Gerakan Nanda kian kemari membuat pemilik toko gelisah. Sambil memilih cangkir-cangkir, mamanya berteriak, "Jangan lari-lari ..." tapi Nanda tak menghiraukannya. Tiba-tiba saat berlari ia menabrak sebuah rak, dan pecahlah sebuah vas berharga mahal. Mamanya kaget, spontan memukul Nanda dan berkata, "kamu nakal ...!" Dalam perjalanan pulang Mama berkata, "Kamu gak boleh makan permen yang tadi dibeli, karena kamu nakal."

- Bunga, seorang anak 5 tahun kesal karena bundanya tak membelikan boneka seperti yang diinginkannya. Ia marah dan berteriak, "Bunda jahat, bunda gak sayang sama Bunga ...!" Bundanya kesal, kemudian bunda membalas, "Kalau kamu bilang bunda jahat, bunda kembalikan baju yang kemarin di beli ke toko."

Hukuman yang muncul karena marah dan kecewa. Hukuman yang tidak pernah dibicarakan dan diperingatkan terlebih dahulu. Hukuman yang datang tiba-tiba karena ide sesaat. Hukuman yang tidak memberi kesempatan orang untuk mempersiapkan diri. Semuanya adalah hukuman yang tidak adil.

Kita para orang tua sadar atau pun tidak, kerap menjatuhkan hukuman hasil improvisasi setelah kejadian buruk terjadi. Di sini kita mengajarkan anak untuk bersikap reaktif dan bertindak atas dasar emosi. Kita juga mengajarkan anak untuk menjadi cemas karena tidak pernah bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi kalau ia melakukan kesalahan. Kita mengajarkan anak mendendam dan menuntut balas.

*Bahkan Tuhan saja memperingatkan manusia terlebih dahulu, sebelum menjatuhkan hukuman.

*Kasus-kasus adalah nyata dengan modifikasi pada identitas dan penyesuaian, tapi tidak mengubah garis besar peristiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...