Sabtu, 10 Januari 2015


EMPAT FASE PEMAAFAN (Tulisan kedua)

1. Uncovering Phase
Pada fase ini, seseorang memperoleh insight/kesadaran bahwa ia mengalami ketidakadilan dalam hidup ini. Langkah dasar sebelum memaafkan adalah melakukan klarifikasi dan menguraikan apa yang terjadi pada dirinya, Ia harus menentukan apa yang bisa ia terima dan apa yang tidak bisa diterima. Ada orang yang menghadapi objek yang dikenal (pasangan, orang tua, guru, teman, atasan, rekan kerja, dll), ada orang yang menghadapi objek yang tidak dikenal (pencurian, perampokan, perkosaan oleh orang tidak dikenal). Untuk objek yang tidak dikenal ini, maka yang dimaafkan adalah emosi rasa sakitnya, tertekan atau rasa kehilangannya.


2. Decision Phase
Seseorang memperoleh pemahaman yang jelas mengenai peristiwa yang dialaminya dan membuat keputusan untuk memaafkan (berdasar pemahaman tersebut). Meskipun agama ataupun norma sosial memerintahkan untuk memberi maaf, namun keputusan untuk memaafkan adalah "pilihan bebas." Karena ada orang yang "terperangkap tidak mau memaafkan" dan menjadi menderita, sehingga keinginan yang kuat dari dalam diri sendiri akan memberikan energi dan dorongan besar untuk kesembuhan.

3. Work Phase
Dalam fase ini ybs. memperoleh pemahaman kognitif terkait pelaku kesalahan dan mulai memandang pelaku dalam cara pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan perubahan positif juga pada diri sendiri, relasi, dan bahkan juga bisa terhadap pelaku. Reframing (perubahan cara pandang) ini membuat seseorang berpikir kembali terhadap situasi si pelaku atau memandang pelaku dalam perspektif yang berbeda, sebagai "seorang manusia" dan bukan "perwujudan setan."
Kasus-kasus klinis menunjukkan bahwa perasaan orang terhadap pelaku menjadi berbeda setelah cara berpikirnya berubah. Hal lain yang terjadi dalam fase ini juga meliputi empati, rasa iba terhadap pelaku. Keberanian dan sikap asertif terhadap penderitaan dan akhirnya memberikan si pelaku "morl gift" atau hadiah moral berupa pemaafan. Secara psikologis, proses ini membutuhkan waktu dan tidak bisa dipaksakan. Beberapa yang mengalami tindakan kekerasan perlu usaha besar untuk sampai pada kesadaran bahwa berkurangnya kebencian terhadap pelaku akan mendekatkan dia pada pencapaian goal kesembuhannya.

4. Deepening Phase
Akhirnya, pada fase ini seseorang menemukan "makna dari penderitaannya", merasa lebih terhubung (connected) dengan orang lain, mengalami penurunan pengaruh negatif dan dalam waktu yang sama memperbaharui tujuan hidupnya. Ia melepaskan diri dari "penjara emosi" keengganan memaafkan, kepahitan, kebencian dan kemarahan, termasuk keberanian untuk meminta maaf kepada orang lain bahkan terhadap si pelaku.

*Terjemahan bebas dari "The Enright Process Model of Psychological Forgiveness, by Phillip Sutton, Ph.D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...