Senin, 12 Januari 2015

ABSTRAK versus KONKRIT
(Konteks berbicara dengan anak)

Setting: sekelompok anak (usia TK) berebutan ingin memperoleh pembagian kue dari gurunya.
Perintah abstrak : "Ayo yang sabar, yang tidak sabar tidak dapat kue ...!"
Perintah konkrit : "Ayo berbaris satu persatu sampai ke belakang. Kue tidak akan dibagikan sampai kalian berbaris rapi. Semua akan kebagian"


Setting: anak di rumah akan belajar
Perintah abstrak : "Ayo belajarnya yang benar ...!"
Perintah konkrit : "Ayo bukunya dibaca halaman 10, kemudian kerjakan latihannya ..."

Setting: anak di rumah sedang dinasihati ketika akan bertamu
Perintah abstrak : "Kamu harus jadi anak yang baik, tidak boleh nakal ..."
Perintah konkrit : "Kamu harus bersikap sopan, memberi salam waktu bertemu, tersenyum dan berbicara perlahan. Hanya minum dan mengambil makanan setelah dipersilakan ... "

---------------

Orangtua kadang terjebak untuk berbicara dengan menggunakan kata-kata abstrak atau multitafsir yang membuat anak bingung atau pada akhirnya memutuskan sendiri definisi kata tersebut yang belum tentu sesuai dengan apa yang dimaksud orangtua.

Oleh karena itu menyampaikan pesan pada anak dengan jelas sesuai, akan sangat membantu anak untuk memahami perilaku apa yang sebetulnya diharapkan orangtua.

Bila orangtua tetap akan menggunakan kata-kata yang abstrak, pastikan bahwa anak memahami maksud kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...