Senin, 25 Januari 2021

MATERNAL DEPRESSION – yws

Seri Perkembangan Anak & Remaja
Perkembangan Prenatal

Kesehatan bayi dalam kandungan selain dipengaruhi oleh gizi dan kesehatan fisik ibunya, juga dipengaruhi kondisi psikologis ibu.
Ibu-ibu yang baru pertama kali mengandung, sering mengalami ragam emosi campur aduk. Antara gembira, cemas, lelah, perasaan tidak menentu, yang berubah-ubah kadarnya, datang dan pergi. Kondisi perasaan yang tidak menentu sebelum melahirkan ini disebut dengan istilah “baby blues”. Selain perasaan tidak menentu, juga ditandai dengan sulit tidur, kurang energi, kehilangan nafsu makan, mudah tersinggung. Bisa hanya beberapa gejala atau bahkan semua gejala di atas.
Kondisi ini adalah hal umum, dapat disebabkan karena perubahan hormonal, rendahnya kualitas tidur karena kurang waktu atau ketidaknyamanan perubahan tubuh, dan juga karena kesadaran bertambahnya tanggung jawab sebagai seorang ibu.
Sekalipun merupakan hal umum, namun tetap dibutuhkan penanganan segera, agar tidak berkembang menjadi lebih berat, mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungan dan tidak berkembang menjadi Depresi Pasca Melahirkan.
Hal yang paling utama adalah dukungan, perhatian dan kasih sayang dari anggota keluarga, terutama suami dan teman-teman dekat. Lakukan olahraga ringan, beristirahat cukup dan mengkonsumsi makanan sehat dapat membantu meringankan ketidaknyamanan. Bila diperlukan, berkonsultasi ke psikolog atau dokter jika gejalanya cukup berat untuk menghindari terjadinya Postpartum Depression (Depresi Pasca Melahirkan).
10-12% ibu yang baru melahirkan mengalami Depresi Pasca Melahirkan, yang berkembang dalam 6 bulan masa melahirkan dan bahkan bisa berlangsung sampai 12 bulan setelah melahirkan. Gejalanya mirip Baby Blues, namun Depresi Pasca Melahirkan lebih serius, ada perasaan tidak berdaya yang cukup besar yang dapat mendorong pada menyakiti diri dan bayinya. Selain berpengaruh pada kesehatan mental ibu, juga berpengaruh terhadap kualitas perawatan dan pengasuhan bayi, emotional attachment (kelekatan emosi) ibu dan bayi yang kurang kuat, dan lebih jauh mempengaruhi perkembangan bahasa dan sosial emosi bayi. Ini adalah akibat jangka panjang yang perlu dihindari karena dapat menimbulkan masalah dalam aspek-aspek lain di kemudian hari.
Selain penanganan oleh profesional kesehatan mental (psikolog atau psikiater), maka keluarga besar dan orang terdekat juga perlu terlibat lebih intens. Penanganannya kurang lebih sama seperti yang dilakukan untuk kondisi Baby Blues. Namun karena pada Depresi Pasca Melahirkan, sudah ada bayi yang baru lahir, maka perawatan dan pengasuhan bayi pun perlu diperhatikan. Sehingga keluarga besar harus terlibat untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis bayinya.
Sumber: Developmental Profiles, Marotz & Allen, 2007
Yeti Widiati – 261220

#Perkembangananak #kebutuhandasarpsikologis 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...