Apa gunanya alarm di mobil?
- Memberikan peringatan
- Menemukan letak kendaraan
- Bagian dari sistem keamanan
Menarik ya, "hanya dengan berbunyi", alarm bisa membangkitkan awareness (kesadaran) seseorang untuk melakukan tindakan tertentu. Bagi pemilik mobil, kesadaran itu adalah untuk keamanan dan keselamatan dirinya. Mudah-mudahan kita sepakat semua, bahwa alarm memberikan banyak keuntungan bagi kita.
Ada alarm yang tidak sensitif ada alarm yang super sensitif. Alarm yang tidak sensitif, tetap tidak berbunyi ketika ada maling membongkar mobil. Tapi alarm super sensitif pun melelahkan, karena hanya terkena daun jatuh, suara petir atau orang lewat dan menyenggol sedikit saja, dia sudah berbunyi nyaring memekakkan telinga.
Alarm yang baik, adalah yang dapat memberikan isyarat yang tepat. Sehingga pemilik mobil memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Ketika ada orang membongkar mobil maka alarm berbunyi nyaring membuat pemilikinya waspada dan si maling kabur. Namun alarm tidak mudah terpicu ketika tersentuh daun jatuh, kucing yang meloncat atau orang yang hanya lewat saja.
Karena kita tahu bahwa alarm memiliki manfaat bagi kita, apakah kita akan marah atau kesal ketika alarm berbunyi, atau bahkan mencopotnya karena dianggap mengganggu?
Pada diri kita, fungsi alarm itu ada pada emosi. Dengan sistem yang lebih rumit daripada alarm, emosi yang terpicu juga menjadi isyarat adanya sesuatu yang terjadi pada seseorang.
- Emosi marah terpicu ketika seseorang merasa diperlakukan tidak adil atau harapannya tidak tercapai.
- Emosi takut (dan cemas) terpicu ketika seseorang merasa terancam baik fisik maupun harga dirinya.
- Emosi sedih ketika seseorang merasa tidak berdaya.
- Emosi senang terpicu, ketika seseorang merasa nyaman dan aman.
Seperti alarm, ada yang tidak sesnsitif dan ada yang supersensitif. Emosi pun demikian. Ada orang yang tidak menampilkan emosi sekalipun terancam atau tersakiti, namun ada yang sangat sensitif, sehingga hal "kecil" pun dapat memicunya, dan membuat ketidaknyaman bagi orang di sekitarnya. Bagaimanapun keduanya tetap menjadi isyarat adanya sesuatu yang perlu dilakukan. Terutama bila yang terpicu adalah emosi negatif (marah, takut, cemas, sedih, kecewa, dll), karena ini bisa menjadi isyarat bahwa seseorang menghayati adanya ancaman atau perasaan tidak aman pada dirinya.
Jadi sebagai tahapan awal pengelolaan emosi, lihatlah emosi sebagai isyarat yang memberikan informasi kepada kita untuk memahami keadaan seseorang (diri, anak, pasangan atau orang lain), dan selanjutnya memilih respon paling tepat yang perlu kita lakukan.
*Jangan larang alarm berbunyi, jangan juga mencopotnya.
Yeti Widiati - 080121
Tidak ada komentar:
Posting Komentar