Jumat, 31 Oktober 2014


EDISI MISKIN DAN PEMALAS

+ Bapak kerja apa Nak?
- Pemulung sampah
+ Kalau ibu?
- Sama, mulung sampah juga.
+ Kamu juga suka bantu bapak ibu mulung sampah?
- Gak ... gak boleh sama bapak. Kata bapak, biar bapak sama ibu aja yang mulung
+ Terus kamu ngapain aja
- Sekolah
+ Pulang sekolah?
- Main gim
+ Punya game di rumah?
- Iya gimbot ... kadang-kadang main gim onlen (game on line) sama teman-teman
+ Kamu suka bantuin ibu di rumah?
- Gak, rumahnya kan kecil, bapak ibu sering pergi mulung. Males sendirian di rumah.
+ Kamu kepinginnya kalau sudah besar mau jadi apa?
- Pilot
+ Bagaimana ya caranya biar bisa jadi pilot?
- Belajar yang rajin
+ Mau gak kalau sekolah di Bogor? Kamu bisa belajar lebih banyak di sana.
- Gak boleh
+ Gak boleh sama siapa?
- Bapak ibu. Katanya gak boleh jauh-jauh
+ Kalau misalnya bapak ibu memberi izin bagaimana?
+ Gak mau ... (matanya berkaca-kaca, badannya bergerak-gerak terkesan gelisah) ... gak mau jauh dari bapak ibu


Wawancara ini berlangsung sekitar 4 tahun lalu di Jogya. Anak ini memiliki nilai raport tinggi di sekolah. Anak bungsu dan satu-satunya laki-laki dari pasangan pemulung berusia lanjut. Kakak-kakaknya perempuan sudah berkeluarga dan tidak tinggal lagi di rumah. Dengan segala keterbatasan ekonomi orangtuanya anak ini dimanjakan dan diperlakukan bak pangeran. Tidak diberikan tanggungjawab apa pun, keinginan-keinginannya dipenuhi dan dilindungi sedemikian rupa sehingga kemandirian dan ketrampilan bertahan hidupnya tidak terbentuk.

Ketika saya menemukan anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh memanjakan pada keluarga dengan tingkat ekonomi tinggi, saya tidak heran. Orangtua yang sibuk bekerja mencari uang, kemudahan fasilitas, pembantu berderet siap mengerjakan tugas anak, memberikan peluang lebih besar anak menjadi manja.

Tapi ternyata pola asuh memanjakan ini bukan hanya milik orang-orang kaya. Orang-orang yang miskin pun banyak yang melakukannya.

* Renungan
- Pola asuh tidak ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat ekonomi orangtua.
- Pola asuh juga bahkan tidak ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pendidikan orangtua.
- Pola asuh ditentukan pada seberapa besar kemampuan orangtua mengantisipasi akibat dari suatu perlakuan.
- Pola asuh ditentukan juga pada seberapa besar komitmen dan kekuatan orangtua melaksanakan konsep dan prinsip yang diyakininya benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...