Jumat, 31 Oktober 2014

DEKAT TETAPI JAUH, JAUH TETAP DEKAT

- Mbak, suami saya berhubungan sama perempuan lain di tempat kerjanya. Dia lebih suka chatting dan ngobrol sama perempuan itu. Padahal mbak, saya sudah mengorbankan gelar dan pendidikan saya untuk jadi ibu rumah tangga. Ujung-ujungnya saya dikhianati begini. Saya menyesal jadi ibu rumah tangga dan gak bekerja. Mending saya juga kerja saja kalau begitu.
+ Kapan ibu punya kesempatan ngobrol sama suami?
- Ya gak sempatlah mbak. Suami saya kan kerja dari pagi sampai malam. Saya ngurus anak-anak. Jadi kalau di rumah pun, saya sibuk ngurus keperluan mereka semua. Masak lah, beres-beres rumah. Macam-macam deh bu.
....................................


- Bu, anak saya gak mau nurut sama saya. Bandel banget. Dia lebih ngikut teman-temannya daripada denger omongan kita orangtuanya. Pusing saya jadinya bu.
+ Apa kegiatan putra ibu sehari-hari?
- Sekolah kan dari pagi sampai siang, kemudian ikut les-les. Malam di rumah dia punya urusannya sendiri. Ngerjain PR, main game dan macam-macam lah pokoknya.
+ Sabtu dan Minggu?
- Sabtu dia ada ekskul di sekolah. Minggu dia main sepeda atau jalan-jalan sama temannya.
+ Kapan ibu ada waktu buat ngobrol atau bareng berdua saja sama anak?
- Itu dia bu. Saya kan kerja, pulang malam sampai rumah. Sabtu Minggu ada sih saya di rumah, tapi anak saya kan pergi sama teman-temannya.

* Jauh atau dekat tidak selalu ditentukan oleh berapa kilometer jarak kita, tapi ditentukan oleh seberapa sering kita berinteraksi dan berkomunikasi.
* Penyelesaian masalah lebih mudah diselesaikan bila hubungan kita dekat.

* Ups, jadi inget seseorang yang harus dikontak (noyor pala ndiri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...