Dokter menjawab, "Tentu saja bisa"
"Betul, bisa?" tanya anak laki-laki itu tak percaya.
"Ya betul, kalau tangan kamu sembuh, kamu bisa main biola." Pak dokter meyakinkan.
"Wah hebat betul ya. Padahal sebelum tangan saya patah, saya tidak pernah main biola ..."
--------------------------
Cerita humor yang puluhan tahun lalu saya baca di majalah "Bobo" itu, tiba-tiba terlintas begitu saja di pikiran saya ketika menghayati ucapan kang Asep Haerul Gani saat memandu workshop Healing Inner Child Within 2 hari kemarin.
Kang Asep, demikian panggilan akrabnya mengatakan bahwa, menyelesaikan unfinished bussiness masa lalu, tidak serta merta membuat kita jadi trampil dalam mengasuh dan mendidik anak. Ini adalah dua hal yang berbeda. Satu berbicara tentang emosi satunya berbicara tentang pengetahuan dan ketrampilan.
Mengacu pada dinamika kerja otak, betul bahwa ketika emosi meningkat, maka kita menjadi sulit berpikir dan belajar. Tapi kan kita tidak selalu berada dalam keadaan emosi tingkat tinggi. Kita tetap bisa menambah wawasan dan meningkatkan ketrampilan dalam pengasuhan dan pendidikan. Sambil juga tetap menuntaskan unfinished bussiness yang dipandang mengganggu.
Sehingga ketika unfinished bussiness itu tuntas, maka kita tak perlu belajar pengasuhan dari nol.
*Belajar itu menyenangkan
*Belajar itu memberdayakan
Yeti Widiati 140518
Tidak ada komentar:
Posting Komentar