Kamis, 05 Februari 2015

UNCONDITIONAL FORGIVENESS
A Simple and Proven Method to Forgive Everyone and Everything,
Mary Hayes Grieco

Pain is unavoidable, suffering is optional"
"Rasa sakit itu tak bisa dihindari, tapi menderita adalah pilihan"

 —

CINTA TAK BERSYARAT (Unconditional love)
Adalah cara pandang untuk melihat hal baik pada setiap orang atau situasi. Juga merupakan energi spiritual yang universal. Kekuatan abadi yang mengembalikan kita pada keutuhan dan membebaskan kita dari segala batasan, harapan, kondisi atau tuntutan. Ini adalah cara seseorang bersyukur dan mendorong diri berkembang.

PEMAAFAN (Forgiveness)
Adalah keinginan untuk melepaskan harapan yang tidak realistis pada diri sendiri atau orang lain. Juga merupakan alat untuk melepaskan diri dari kondisi menyakitkan atau kondisi tidak nyaman. Dan merupakan pengalaman dari proses melepaskan yang diikuti perasaan adanya "ruang kosong." Dan pengisian ruang kosong tersebut dengan energi baru.

PEMAAFAN TAK BERSYARAT (Unconditional Forgiveness)
Adalah pengalaman transformasi yang mendalam untuk sepenuhnya melepaskan setiap harapan yang menyebabkan kita menderita, karena orang ataupun sesuatu. Mengembalikan kita pada kondisi utuh, bahagia dan tidak bergantung pada apa yang dilakukan orang lain atau apa yang sedang/telah terjadi.


MEMAAFKAN, MENGURANGI STRESS DAN MENINGKATKAN KESEHATAN
Dalam 10 tahun terakhir, banyak penelitian baru telah dilakukan untuk meneliti hubungan antara "racun emosi" dengan penyakit fisik. Juga hubungan antara memaafkan dengan menurunnya stress fisik secara signifikan.

Mereka yang terganggu dengan stress dan telah diajari memaafkan, mengalami;
1. Penurunan tekanan darah
2. Meningkatnya sistem kekebalan tubuh
3. Menurunnya kecemasan dan depresi
4. Meningkatnya kualitas tidur (lebih nyenyak)
5. Meningkatnya harga diri (self-esteem) dan keinginan untuk memberdayakan diri (empowerment)
6. Penurunan stress
7. Mengurangi disfungsional pola perilaku
8. Meningkatnya kualitas hubungan personal dan profesional
9. Meningkatnya level energi (lebih bersemangat dan daya tahan lebih baik)
10. Meningkatnya rasa sosial dan kepedulian
11. Meningkatnya rasa tenang dan damai
12. Lebih tenang menghadapi akhir hidup/kematian


MENGAPA KITA MENOLAK MEMAAFKAN ORANG LAIN ATAU KEADAAN YANG MEMBUAT KITA MENDERITA?

Ini adalah jawaban-jawaban yang kerap muncul dari orang-orang yang enggan memaafkan:
1. Saya harus melindungi diri dari perasaan terluka. Saya bukan keset yang orang bisa melakukan segala hal seenaknya.

2. Bukankah saya berhak untuk marah? Terutama kepada orang lain yang melakukan hal salah dan tidak adil.

3. Saya tidak mau memaafkan orang itu, karena saya tahu saya benar

4. Bagaimana mungkin saya memaafkan kalau dia terus menerus melakukan perbuatan menyebalkan itu?

5. Kalau saya memaafkan, apakah saya harus memberi tahu? Apakah saya harus menjalin hubungan kembali dengan orang tersebut? Enak aja ....

6. Saya tidak ingin merasakan kembali rasa perih seperti yang pernah saya rasakan dulu di masa kanak-kanak

7. Saya tidak ingin rasa sedih ini hilang. Rasa sedih ini penting bagi saya, membuat saya selalu ingat bahwa dia pernah melakukan hal buruk pada saya.

8. Orang yang perlu saya maafkan sudah meninggal. Saya tak punya kesempatan untuk melakukannya lagi.

9. Sebetulnya saya sangat ingin memaafkan dan merasa tenang, tetapi ada bagian dari diri saya yang menolaknya.

10. Saya takut untuk melepaskan kisah lama yang buruk ini dan maju ke masa depan. Karena ini sudah jadi bagian dari hidup saya dan saya tak tahu bagaimana kalau rasa ini hilang.

11. Bagaimana kalau hal ini terjadi lagi? Bagaimana kalau memaafkan ini tidak berhasil?

12. Saya mau memaafkan, asal orang lain juga berubah

13. Saya bisa memaafkan, kalau orang itu dihukum seberat-beratnya.

*Terjemahan dengan penyesuaian dari buku "Unconditional Forgiveness," Mary Hayes Grieco

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...