Senin, 17 Juli 2017

BERBOHONG (Tulisan ke-3) - yws
(Konteks Masalah Umum Anak)

PENANGANAN:

MEMBERIKAN HUKUMAN ATAU KONSEKUENSI
- Bantulah anak untuk belajar dari pengalamannya bahwa berbohong kepada orangtua itu tidak akan berhasil dan hanya akan merugikannya. Tunjukkan pada anak bahwa berbuat jujur akan mengurangi hukuman terhadap kesalahannya dan bahwa berbohong untuk menutupi kesalahan hanya akan menambah hukuman. Jadi dalam kasus kebohongan seperti ini, maka hukuman diberikan baik karena berbohong maupun karena kesalahan kesalahan yang dilakukan. Bisa berupa kehilangan dua kebebasan (priviledge) atau bisa juga dengan memberikan hukuman yang dua kali lipat.

- Kita sebagai orangtua perlu menjelaskan berulang value/nilai dari kebenaran bahwa jika mereka jujur mengenai suatu masalah maka kita sebagai orangtua akan membantu mereka dengan segala kemampuan yang kita miliki. Namun untuk bisa membantu kita perlu mengetahui semua fakta terkait yang sebenarnya. Jika mereka tetap berbohong, kita tidak dapat banyak membantu secara optimal. Yakinkan anak bahwa kita berpihak pada mereka dan menginginkan yang terbaik untuk mereka sehingga mereka tidak perlu takut untuk jujur.

AJARKAN NILAI MORAL
- Menghadapi kebohongan anak (apalagi anak kecil), kita tak perlu berespon berlebihan akan tetapi juga tidak mengabaikan. Lebih baik berfokus pada mengajarkan bahwa berbohong dalam berbagai bentuknya adalah tidak bermoral dan merusak diri sendiri serta orang lain.
- Jelaskan bahwa saling menghormati dan mempercayai dibangun dari komunikasi yang jujur dan bahwa kata-kata mereka adalah sangat penting dan bernilai.
- Ingatkan anak tentang kisah, anak yang berteriak 'Ada Serigala' terlalu sering sehingga tidak ada seorang pun lagi yang percaya bahkan ketika ia jujur.
- Perlihatkan pada anak, bahwa kita sebagai orang tua mengharapkan kejujuran dari semua orang dalam keluarga. Kejujuran merupakan 'kode moral' atau hal sangat penting dalam keluarga. Kita dapat mengajarkan ini melalui buku, puisi, kisah-kisah, kitab suci, dll.

UMPAN BALIK YANG REALISTIS
- Ketika seorang anak prasekolah bercerita dengan melebih-lebihkan, hargai keberaniannya bercerita, tunjukkan apresiasi dengan mengatakan "Wah, ceritanya menarik, tapi gimana ceritanya kok baju kamu bisa sobek?"
- Kita perlu membantu anak untuk memisahkan antara kebenaran dan fantasi dengan bertanya, "Ini beneran atau cerita aja?"
- Jika kita tahu cerita itu tidak benar, kita berkata, "Kalau begitu, cerita benernya gimana?"
- Juga ketika kita membacakan suatu cerita, tunjukkan bahwa cerita itu pura-pura dan apakah mungkin terjadi atau tidak di dunia nyata. Hal yang sama juga kita lakukan pada saat mendampingi anak menonton film. Sisihkan waktu khusus untuk mendiskusikan film yang dilihat, sehingga anak menyadari penuh bahwa yang dilihat adalah tidak nyata.

BANTU DAN DORONG ANAK UNTUK MENYADARI (SELF AWARENESS
- Ketika anak berbohong dan menyangkal bahwa mereka terlibat dalam suatu kejadian buruk, bantulah anak untuk mengenali peran mereka dalam situasi bermasalah tersebut dengan meminta mereka berbicara secara kronologis kejadian itu. Katakan "Ayah/bunda ingin tahu semua yang terjadi dari awal sampai akhir."
- Bantu mereka untuk fokus pada peran dirinya (tidak melebar menceritakan atau menyalahkan orang/pihak lain). Gali bagian-bagian yang tidak masuk akal untuk menunjukkan bahwa kita mencurigai bagian belum diurakan dengan akurat.
- Ketika anak menjabarkan atau menguraian situasi tersebut, diharapkan ia akan memperoleh insight dan menyadari di bagian mana ia salah dan memaksakan kebenaran.
- Tunjukkan bahwa kita setuju dengan anak ketika mereka benar dan jujur.

GALI DAN TEMUKAN LATAR BELAKANG YANG MENYEBABKAN ANAK TERDORONG BERBOHONG
- Hal ini agar kita dapat mencegah kemunculan anak berbohong lagi di masa depan.
Alasan umum anak berbohong adalah:
1. Memperoleh pujian, perhatian dan prestige
Solusi: Berikan anak pujian dan apresiasi lebih banyak dalam hal baik yang dilakukannya sehingga anak tidak perlu merasa harus berbohong untuk merasa baik dan memperoleh pujian.

2. Menghindari hukuman, perasaan bersalah dan malu
Solusi: Kurangi hukuman yang terlalu keras dan tidak adil yang mungkin pernah terjadi di masa lalu. Buatlah konsekuensi yang lebih masuk akal terhadap perilaku berbohong dan jadikan kejujuran sebagai hal yang lebih rewarding dan lebih diharapkan.

3. Mencontoh perilaku berbohong (white lies) yang dilakukan orangtua.
Solusi: Berikan contoh yang lebih baik di rumah

4. Takut orangtua tidak senang karena anak gagal menyelesaikan tugas.
Solusi: Turunkan ekspektasi kepada anak. Dalam banyak hal, tuntutan dan harapan terlalu tinggi yang sulit dicapai oleh anak, mendorong anak menjadi tidak jujur.
Misal, mencontek agar dapat nilai baik.

5. Memperoleh keuntungan untuk diri sendiri
Solusi: Bantulah anak untuk mengeksplorasi cara lain untuk memperoleh apa yang diinginkannya.

6. Untuk merendahkan dan mengeksploitasi orang lain
Solusi: Diskusikan mengenai keadilan dan sportivitas

7. Setia kawan dan melindungi orang lain
Solusi: Memperoleh fakta obyektif dari berbagai sumber

8. Tindakan karena kebencian
Solusi: Konseling profesional bagi anak dan keluarga

*Tulisan disajikan bertahap, Definisi, Penyebab/Latar Belakang, Pencegahan dan Penanganan.
*Merupakan terjemahan bebas (dengan tambahan contoh) dari buku How to Help Children with Common Problems, Charles E. Schaefer & Howard L. Millman

Yeti Widiati 51-170717

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...