HUMANISASI DAN DEHUMANISASI - yws
Satu hari saya membawa Astari periksa ke dokter. Dokternya seorang perempuan yang ramah dan baik hati. Saat diperiksa, terjadilah "percakapan" ini.
"Sakit apa? Coba diperiksa dulu ya ..."
Astari pun marah, dia melotot sambil menarik tubuhnya.
"Oh maaf ya, sebentar ya pelan-pelan ..." lanjut dokter sambil memeriksa dengan teliti tubuh dan muka Tari.
Tari masih nampak berusaha menarik tubuhnya, tapi asisten dokter yang memegangnya, membuatnya tak berkutik. Meskipun masih melotot, dia mulai agak tenang.
"Wah sedang menyusui ya ...? Berapa anaknya?" kata dokter sambil menoleh pada saya.
"Lima ..." jawab saya
Kemudian dokter mengambil baby oil dan membersihkan muka Tari dengan kapas yang dibubuhi baby oil. Perlahan dan seksama. Tapi Tari nampak tidak nyaman karena belum pernah ada orang yang melakukan hal tersebut, ia pun berulang kali menarik tubuh dan memalingkan mukanya. "Sabar yaaa ... sebentar lagi, biar bersih ini ... " Kata dokternya.
"Ibu, ini Tari saya beri salep, untuk obatnya, tapi harus dimandikan dulu. Sementara menginap saja dulu di sini supaya besok bisa dimandikan dan diberi obat. Besok jam 10 ibu ambil. Jangan terlalu lama, kasihan nanti anak-anaknya kangen sama ibunya. Ibu teruskan memberikan salepnya di rumah. Tolong juga diisi kartu pasiennya di depan" kata dokter selanjutnya kepada saya.
Si dokter menengok pada Tari, lalu berkata, "Kamu nginep sini ya, besok pagi-pagi ketemu anak-anak lagi. Ia pun kemudian mengusap-usap kepala Tari.
Saya pulang sambil geleng-geleng kepala tak habis pikir memperhatikan bagaimana dokter hewan itu memperlakukan Astari kucing saya seperti berbicara pada anak kecil yang sedang sakit. Dokter ini "memanusiakan" hewan yang dirawatnya.
Tak kuasa, pikiran saya jadi membandingkan dengan orangtua-orangtua yang justru memperlakukan anaknya yang sudah jelas-jelas manusia tapi diperlakukan seolah bukan manusia. Ups ...
- Manusia memiliki kemampuan berpikir, tapi ada saja kita sebagai orangtua memberi perintah satu arah dan tak memberi kesempatan anak untuk bertanya, berdiskusi, mendebat atau mengkritik.
- Manusia memiliki kemampuan untuk memilih, tapi ada saja kita sebagai orangtua memaksa anak untuk mengikuti pilihan-pilihan orangtua, bahkan kadang dengan ancaman.
- Manusia memiliki rasa dan emosi, tapi ada saja kita sebagai orangtua tak mengizinkan anak marah, menghardik saat mereka menangis, atau melarang anak untuk takut.
- Manusia memiliki harga diri, tapi ada saja kita sebagai orangtua, merendahkan dengan memberi label buruk, memukul atau mencubit seolah anak itu benda yang boleh diperlakukan apapun, dan membanding-bandingkannya dengan anak lain.
Duh ...
Arti kata menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
* Humanisasi = penumbuhan rasa perikemanusiaan
* Dehumanisasi = penghilangan harkat manusia
Yeti Widiati 23-010317
Kamis, 02 Maret 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws
Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...
-
Ketika Beban seperti Sebongkah Batu Ada orang yang memandang beban dalam hidup seperti bongkahan batu besar yang harus dibaw...
-
HANDWRITING (Konteks Perkembangan Anak) "Belajar menulis huruf sambung ....? Apa pentingnya sih? Jaman sudah modern, bisa mengetik p...
-
LINGKARAN PENGARUH Bayangkan kita berada di pusat satu lingkaran dan kemudian di luar diri kita ada beberapa lapis lingkaran. Lingkaran ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar